(Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce pada Makna Pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia. Untuk menjawab penelitian tersebut , peneliti memiliki sub fokus yaitu tanda pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia, objek pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia, dan pemaknaan pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia.Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam studi Pustaka dan dokumentasi, Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan segitiga makna semiotika Charles Sanders Peirce yaitu Sign, Object, Interpretant. Uji keabsahan data dilakukan melalui perpanjang pengamatan, melakukan membercheck, diskusi teman sejawat dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sign pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia terdapat pada bagian-bagian anggota badan manusia yaitu mata, mulut, telinga, hidung, tangan, dan kaki. Object pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia mengacu kepada karakter dari setiap tokoh wayang sukuraga. Interpretant pada pesan wayang sukuraga dalam memaknai kehidupan sebagai manusia menjelaskan bahwa manusia selalu lupa akan memaknai kehidupannya dan selalu terbawa oleh hawa nafsunya untuk melakukan hal yang negative, wayang sukuraga hadir untuk memberikan pesan bahwa kita sebagai manusia harus bisa memaknai kehidupannya. Dan wayang sukuraga juga bukan hanya mengajarkan manusia tentang kehidupan di dunia, juga mengajarkan kita tentang kehidupan kita kelak di akhirat. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Wayang Sukuraga memiliki makna pesan yang mengingatkan manusia harus bisa memaknai kehidupannya. Saran untuk wayang sukuraga dalam penelitian ini ditunjukan agar wayang sukuraga bisa berinovasi dan bisa lebih diketahui oleh masyarakat terlebih dalam mewariskan kebudayaan bangsa.