Peranan Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Yang Mengalami Quarter Life Crisis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan komunikasi orang tua dengan anak yang mengalami quarter life crisis di kota bandung dalam mencapai rasa kepercayaan diri dan menghilangkan keraguan akan masa depan. Untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti menetapkan sub masalah mikro yaitu keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak yang mengalami quarter-life crisis di Kota Bandung, empati komunikasi orang tua dengan anak yang mengalami quarter-life crisis, dan sikap mendukung komunikasi orang tua dengan anak yang mengalami quarter life crisis.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif sebagai desain penelitiannya dan dilengkapi dengan dua informan kunci yaitu orang tua yang memiliki anak mengalami quarter life crisis dan juga seorang anak yang mengalami quarter life crisis. ditentukan juga dua informan pendukung yaitu merupakan anggota komunitas mental health dan juga seorang ahli yaitu psikolog, yangdiperoleh melalui Teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, referensi buku, studi terdahulu dan internet searching. Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu tiga aspek dalam keterbukaan komunikasi orang tua dengan anak yang mengalami quarter life crisis seperti Perubahan sikap, perubahan opini, dan perubahan minat dari sang anak ketika mengalami quarter life crisis. Ditemukannya dua aspek dalam empati komunikasi orang tua dengan anak yang mengalami quarter life crisis seperti empati kognitif yaitu memahami perasaan sang anak, memberikan informasi kepada sang anak dalam menghadapi suatu permasalah berdasarkan pengalaman orang tua, dan mau mengevaluasi dengan apa yang terjadi. empati afektif yaitu seperti menerima akan perbedaan pendapat yang disampaikan oleh anak tanpa adanya argumentasi. sikap mendukung orang tua dengan anak yang mengalami quarter life crisis ini ditemukan dua aspek yaitu materil seperti dukungan akan finansial ataupun untuk kebutuhan pokok sang anak untuk mencapai apa yang dia inginkan, non-matertil dukungan ini berupa perhatian dari orang tua, pendekatan-pendekatan yang dilakukan orang tua kepada sang anak. Saran peranan komunikasi orang tua dengan anak harus lebih di perhatikan terutama pada anak yang mengalami quarter life crisis, karena peranan ini sangat penting menentukan bagaimana sang anak menjalani dan menghadapi masalah yang dialaminya.