Diskursus Kriminalisasi Warga Desa Wadas (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Dalam Teks “Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas” Majalah Tempo Edisi 28 Februari-6 Maret 2022)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Diskursus Kriminalisasi Dalam Teks Berita “Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas”, sebagai objek penelitian yang dimuat di majalah Tempo edisi 28 Februari-6 Maret 2022, dan di tulis oleh Raymundus Rikang. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan studi analisis wacana kritis Norman Fairclough. Subjek yang dianalisis merupakan kriminalisasi dan marginalisasi yang terdapat dalam teks tersebut. Data penelitian diperoleh melalui studi pustaka, observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan penelusuran data online. Untuk uji keabsahan data menggunakan Perpanjangan pengamatan, Peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan Triangulasi data. Adapun teknik analisis data dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan, serta evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa diskursus kriminalisasi dalam teks berita “Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas” terdapat tiga tahapan sesuai dengan analisis wacana kritis menurut Norman Fairclough : Teks meliputi representasi, relasi dan identitas, dimana pengepungan dari ratusan aparat TNI Polri dengan Tindakan kriminalisasi dan represifnya merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat rencana pertambangan dengan cara pemaksaan dan mengenyampingkan hak warga desa Wadas dalam mempertahankan ruang hidupnya. Discourse Practice yang memusatkan perhatian pada produksi dan konsumsi teks, Tempo sebagai intitusi pers memiliki peran kontrol sosial, dalam hal ini mencoba mengangkat suara dan hak warga Wadas melalui tulisannya, demi membantu mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia. Sedangkan secara Sociocultural Practice, tanggung jawab sosial serta naturalistik dari pergerakan warga memunculkan wacana penting terkait upaya perlawanan dan mempertahankan tanah Wadas dari proyek tambang pemerintah. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa teks “Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas” merupakan manifestasi pergerakan warga desa Wadas dalam mempertahankan tanah dan ruang hidupnya, proyek pembangunan nasional besutan Rezim Joko Widodo ini, peneliti melihat terjadi kirisis dialogis dan tidak humanis dalam pelaksanaannya. Praktik kriminalisasi dan marginalisasi terjadi dilapangan, bertindak sewenang-wenang dan mengesampingkan hak hidup dan persetujuan warga Desa Wadas untuk mempertahankan tanah Wadas. Seiring dengan itu peneliti menemukan ideologi yang berada dibalik berita tersebut yakni adanya ideologi kerakyatan.