Perilaku Komunikasi Komunitas Stay Bandung Dalam Mendukung Boygroup Korea Selatan Straykids

Penelitian ini dilakukan dengan maksud dan tujuan mengetahui bagaimana perilaku komunikasi komunitas Stay Bandung yang dalam mendukung boygroup Korea Selatan Straykids. Peneliti membuat rumusan masalah dengan melihat bagaimana komunikasi verbal, bagaimana komunikasi nonverbal, dan bagaimana hambatan komunikasi dalam komunitas Stay Bandung untuk menarik hasil akhir penelitian yaitu bagaimana perilaku komunikasi komunitas Stay Bandung.
Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif, dan menggunakan teori interaksi simbolik sebagai teori pijakan dalam penelitian ini. Melalui teknik snowball sampling, diperoleh 4 informan penelitian yaitu 3 informan kunci dan 1 informan pendukung. Data penelitian dipeoleh melalui wawancarra mendalam, observasi non partisipatif, dokumentasi, studi pustaka, catatan lapangan dan penelusuan data secara online. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap mereduksi data, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, dan hambatan komunikasi dalam perilaku komunikasi komunitas Stay Bandung seacara langsung dan tidak lansgung. Dalam komunikasi verbal ada 4 bahasa yang digunakan yaitu Bahsaa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Korea baik itu langsung maupun tidak langsung. Komunikasi nonverbal komunitas terlihat dalam logat, style, aksesoris, gerak tangan, gerak tubuh serta ekspresi. Hambatan komunikasi terlihat dalam kegaduhan suara, Bahasa dan hambatan teknis lainnya seperti buruknya sinyal provider dan keterbatasan paket internet dalam komunikasi secara tidak langsung.
Kesimpulannya perilaku komunikasi yang dilakukan oleh komunitas Stay Bandung merupakan bentuk usaha mendekatkan diri satu sama lain sehingga semakin kompak dan solid dala mendukung Straykids