Evaluasi Kebijakan Smart City Di Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Alat Parkir Meter Pada Terminal Parkir Elektronik)

Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan kebijakan Smart City pada penggunaan alat parkir meter pada terminal parkir elektronik (TPE). Tujuan kebijakan ini adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan parkir dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Dengan penerapan teknologi sensor dan pembayaran elektronik yang mempunyai banyak keunggulan. Namun kenyataannya program TPE banyak mendapatkan kendala dalam pelaksanaannya. Terdapat beberapa hal yang menjadikan program ini belum efektif diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat, keterbatasan penggunaan uang elektronik hingga banyak kerusakan TPE di beberapa zona tempat parkir Kota Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori evaluasi kebijakan dari William N. Dunn. Terdapat enam aspek dalam proses evaluasi yaitu: efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan kecukupan. Desain penelitian yang dipakai pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive kepada aparatur Dinas Perhubungan Kota Bandung, Badan Pendapatan Daerah Kota Bandung dan POLRESTABES Bandung. Selain itu peneliti juga menggunakan Teknik accidental kepada juru parkir di Terminal Parkir Elektronik Kota Bandung dan masyarakat Kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Evaluasi Kebijakan Smart City Di Kota Bandung Studi Kasus Tentang Alat Parkir Meter Pada Terminal Parkir Elektronik Di Kota Bandung, dalam aspek efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan masih belum sepenuhnya optimal karena banyak nya kendala yang terjadi di lapangan. Namun, Dinas Perhubungan Kota Bandung terus mengupayakan pengoptimalisasian dalam program TPE. Dalam jangka panjang, upaya ini harus terus diikuti dengan pemantauan dan evaluasi secara berkala.