Analisis Kelayakan Investasi Teknologi Konstruksi 4.0 Pada Kontraktor Bumn Indonesia

Penerapan teknologi konstruksi di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat, namun evaluasi terhadap investasi dalam penggunaan teknologi konstruksi masih terbatas sedangkan adopsi teknologi ini memerlukan biaya tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi investasi dalam teknologi konstruksi 4.0, seperti Drone, Internet of Things (IoT), Building Information Modeling (BIM), dan Virtual Reality (VR). Evaluasi dilakukan dengan metode Return On Investment (ROI), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Payback Period (PP). Data yang diperoleh dari perusahaan konstruksi PT. PP Persero yang telah mengadopsi teknologi tersrbut menjadi dasar penelitian. Data mencakup investasi awal, biaya operasional, penghematan biaya, peningkatan produktivitas, dan waktu pengembalian investasi. Evaluasi investasi terbagi menjadi komponen biaya (cost) dan komponen manfaat (benefit). Biaya mencakup biaya investasi dan biaya operasional. Manfaat terbagi menjadi tangible benefit dan intangible benefit. Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi pada Drone dan VR tidak menghasilkan keuntungan memadai jika dilakukan terpisah. Namun, investasi teknologi BIM terbukti layak jika dikerjakan sendiri. Integrasi Drone - Building Information Modeling (BIM) - Virtual Reality (VR) memberi manfaat sebanding dengan biayanya. Penilaian teknologi: penggunaan Drone ROI -14,61%, NPV Rp3.852.530.729, IRR 1,26%, BCR 0,66. Sebaliknya, BIM ROI 5,79%, NPV Rp16.081.969.134, IRR 1,50%, BCR 3,82. Penggunaan VR tak layak: ROI - 10,81%, NPV -Rp2.862.601.922, IRR 1,19%, BCR 0,52. Integrasi Drone - BIM - VR layak: ROI 1,78%, NPV Rp2.394.209.923, IRR 1,27%, BCR 1,20. Saran penting untuk penelitian berikutnya adalah evaluasi investasi teknologi konstruksi 4.0, fokus IoT. Diharapkan terbentuk gambaran yang jelas tentang kelayakan investasi teknologi konstruksi 4.0, khususnya IoT.