Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Yang Dideterminasi Oleh Tingkat Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dipungut secara bertahap atas konsumsi barang dan jasa di dalam daerah pabean. Tingkat Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2021 menurun 14.9%. Pajak Pertambahan Nilai erat kaitannya dengan ekonomi atau kegiatan konsumsi terhadap daya beli masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel Inflasi dan Suku Bunga terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data dari Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode Januari Tahun 2016 – Desember Tahun 2020. Hasil Penelitian Ini adalah Tingkat Inflasi berpengaruh positif terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, dan kenaikan Tingkat Inflasi akan menyebabkan kenaikan DPP PPN yang akan berdampak langsung pada Penerimaan PPN yang juga akan meningkat. Selain itu, Tingkat Suku Bunga berdamapak negatif terhadap Penerimaan PPN, karena jika Tingkat Suku Bunga tinggi maka masyarakat akan lebih bersedia menyimpan uangnya di bank. Sehingga tingkat konsumsi akan turun, dan Penerimaan PPN akan berkurang, karena PPN merupakan pajak konsumsi.