Pembentukan Konsep Diri Remaja Dengan Permasalahan Seks Menyimpang

Penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan Pembentukan Konsep Diri Remaja Dengan Permasalahan Seks Menyimpang. Penelitian ini menggunakan tiga sub fokus yaitu pandangan, perasaan dan Motivasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Wawancara mendalam, observasi non-partisipan, dokumentasi dan studi pustaka sebagai teknik pengumpuan data. Informan berjumlah 3 orang diperoleh dengan teknik purposive sampling terdiri dari 2 informan kunci dan 1 informan pendukung. Uji keabsahan data adalah perpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, membercheck dan diskusi teman sejawat. Teknik analisa data yang dilakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1)Pandangan remaja seks menyimpang adalah penyesalan diri karena telah mengecewakan dirinya serta menutup diri untuk berinteraksi kembali kepada orang lain namun remaja tdak menyalahkan beberapa pandangan buruk atau negatif, bahkan menerima resiko atas perbuatannya serta membuktkan dengan perilaku yang positif untuk kedepannya. Peran yang dilakukan oleh orangtua dan teman terdekat sangat membantu dalam proses kehidupannya agar remaja percaya bahwa masih memiliki masa depan. 2)Perasaan remaja seks menyimpang adalah sedih dan kecewa terhadap perbuatannya sendiri karena telah terjerumus kepada penyimpangan seksual yang mengakibatkan remaja menjadi kecanduan. 3) Motivasi remaja seks menyimpang didapatkannya setelah remaja sadar bahwa perilaku seks menyimpang yang dilakukan jelas bertentangan dengan norma-norma dan aturan agama dan bernegara. Timbulah niat untuk merubah sikap dan perilaku remaja dari negatif menjadi positif sehingga remaja dapat menerima diri sendiri dan berusaha melewati masalah yang menimpanya.Kesimpulan adalah fenomena seks yang menyimpang dalam konsep diri remaja seks meyimpang cenderung negatif namun para remaja percaya akan bangkit dan memperoleh kehidupan yang baik. Saran dari peneliti agar seorang remaja memandang seks kearah yang positif. Pendidikan seks perlu diberikan pemahaman atau pendidikan seksual mengingat di Indonesia, hal tersebut merupakan hal yang tabu dan pendidikan parentting untuk mengawasi pergaulan dalam lingkungannya.