Diskursus Sampah Tusuk Sate (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Mengenai Diskursus Inilah Mengapa Tusuk Sate Bisa Jadi Alasan Kuat Untuk Pisahkan Sampah Dari Rumah Di Prfmnews.Id Edisi 8 Maret 2020)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Wacana Fairclough dalam berita “ Inilah mengapa tusuk sate bisa jadi alasan kuat untuk pisahkan sampah dari rumah ”. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menganalisis dalam tiga sub fokus yaitu: segi teks, discourse practice, dan sosiocultural practice.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Objek yang dianalisis adalah teks berita “Inilah mengapa tusuk sate bisa jadi alasan kuat untuk pisahkan sampah dari rumah” yang diterbitkan PRFM edisi 8 Maret 2020. Peneliti menganalisis wacana ideologi yang terdapat dalam teks tersebut. Data penelitian yang diperoleh melalui studi pustaka, internet searching, wawancara mendalam, analisis teks Informan dipilih dengan teknik Purposive Sampling yang terdiri dari empat informan. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian Triangulasi, menggunakan bahan referensi, membercheck, dan uraian rinci. Hasil penelitian menunjukkan sesuai dengan tahapan analisis Fairclough, bahwa: text dalam berita ini melibatkan petugas sampah, wartawan, pemerintah khususnya DLHK, dan NGO yaitu YPBB. Kasus kecelakaan bahkan kematian petugas pengumpul sampah menjadi fakta yang ditonjolkan dalam berita ini. Penonjolan di berita ini menggeser fokus mengenai kampanye pemerintah Kota Bandung yakni Kang Pisman mengenai pemilahan sampah. Namun kecelakaan juga terjadi akibat kelalaian pemerintah yang tidak menyediakan alat pelindung diri (APD) kepada para petugas sampah, kecelakaan bahkan kematianpun terjadi. Kecelakaan terhadap petugas dianggap biasa, bahkan tidak adanya penanganan secara khusus. Sementara program Kang Pisman menjadi simbol program utama pemkot Bandung. Pada akhirnya dalam berita yang dibangun, menempatkan bahwa program Kang Pisman sudah benar, mengingatkan masyarakat untuk selalu memilah sampah mereka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kepentingan ekonomi PRFM lebih dominan daripada niat untuk menjalankan fungsi kontrol sosial pada pemerintah, dan juga masyarakat. Berita ini kemudian menjadi sebuah kampanye yang bias, karena nyatanya pemerintah tidak memberikan APD dan juga kesejahteraan yang layak bagi petugas pengumpul sampah.