Nilai Budaya Pada Mahasiswa Rantau Asal Kalimantan Barat Dalam Menghadapi Culture Shock (Studi Deskriptif Mengenai Nilai Budaya pada Mahasiswa Rantau Anggota Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) Kota Bandung dalam Menghadapi Culture Shock)

Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui dan menguraikan secara jelas dan mendalami mengenai Nilai Budaya Pada Mahasiswa Rantau Asal Kalimantan Barat Dalam Menghadapi Culture Shock. Agar dapat menjawab fokus penelitian maka ditetapkan empat sub fokus yaitu Kepercayaan, Kebiasaan, Simbol-simbol, Sikap atau Tingkah Laku. Pendekatan Penelitian dengan metode penelitian kualitatif dengan studi deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi non partisipan ,dokumentasi, serta studi pustaka dan Internet searching. Teknik analisa data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan peningkatan ketekunan dan diskusi teman sejawat dan membercheck. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Nilai Budaya dalam Menghadapi Culture Shock : Kepercayaan Mahasiswa Rantau terdiri atas aspek Agama yang dianut, adat istiadat, adanya keterbukaan dan rasa saling toleransi dan menghargai dan menjadi pedoman dasar. Kebiasaan Mahasiswa Rantau membentuk kemandirian yang baik, memfasilitasi diri dan menyesuaikan norma yang ada di Kota Bandung. Simbol Mahasiswa Rantau yaitu melalui Simbol Verbal dengan penggunaan Bahasa Indonesia dan Sunda dan Simbol Non-Verbal berupa bahasa tubuh. Sikap Mahasiswa Rantau dilakukan atas dasar pola pikiran dan tindakan yang sehingga pada akhirnya dapat menghadapi Culture Shock dengan baik ketika di Kota Bandung.
Kesimpulan Penelitian Nilai Budaya dapat menjadi pedoman dasar di kehidupan sehari-hari dengan itu Mahasiswa Rantau dapat mengendalikan cara bertindak ketika menghadapi Culture Shock dan beradaptasi di Kota Bandung.
Saran Penelitian adalah agar Mahasiswa Rantau tetap konsisten dalam menanamkan Nilai Budaya yang telah diterapkan dari lingkungan asal agar menjadi modal ketika menghadapi Culture Shock dan beradaptasi di Kota Bandung.